'Art Deco' adalah gerakan desain internasional arus utama, yang tersebar selama empat belas tahun, dari tahun 1925 hingga 1939. Gerakan ini memainkan peran penting dalam perkembangan dan kemajuan Seni Modern. Gerakan Deco mewujudkan perpaduan berbagai gaya seni dekoratif modern, sebagian besar dari tahun 1920an dan 1930an. Gaya-gaya ini merupakan turunan dari beberapa filosofi seni lukis abad ke-20, termasuk 'Neoklasik', 'Konstruktivisme', 'Kubisme', 'Modernisme', 'Art Nouveau', dan 'Futurisme'. Gerakan Deco mempengaruhi berbagai seni dekoratif, seperti arsitektur, desain interior, desain industri, dan bentuk seni visual seperti fashion, lukisan, seni grafis, dan sinema.
Istilah 'Art Deco' diciptakan dalam sebuah pameran, 'Exposition Internationale des Arts Decoratifs et Industriels Modernes,' yang diadakan di Paris, pada tahun 1925. Pameran ini diselenggarakan oleh beberapa seniman Perancis untuk mempromosikan penciptaan genre seni baru. , disesuaikan dengan gaya hidup kontemporer, rasa individualitas yang berbeda, dan pengerjaan yang bagus. Penyelenggara pameran ini adalah anggota perkumpulan 'La Societe des artistes decours', antara lain Hector Guinmard, Eugene Grasset, Raoul Lachenal, Paul Follot, Maurice Dufrene, dan Emily Decour. Istilah 'Art Deco' baru mendapat pengakuan luas pada tahun 1968, ketika sejarawan seni Bevis Hiller, menerbitkan buku populernya, 'Art Deco of the 20s and 30s,' dan menyelenggarakan pameran, 'Art Deco,' di Institut Seni Minneapolis.
Gerakan ini terkenal karena abstraksi, manipulasi, dan penyederhanaan bentuk geometris tertentu, serta penggunaan warna yang jelas. Skema warna yang berani dan kurva perpaduan adalah titik fokus dari kreasi 'Deco' yang sebenarnya. Apa yang disebut 'seni kuno' dari Afrika, Mesir Kuno, dan Meksiko Aztec, secara jelas mengilhami gerakan ini. Di era mesin dan teknologi yang disederhanakan, penggunaan material seperti plastik, enamel, beton yang mengeras, dan jenis kaca yang tidak biasa, 'vita-glass', sangat mempengaruhi pergerakan. Terdapat cukup bukti yang menunjukkan penggunaan material, seperti aluminium, baja tahan karat, pernis, kayu hias, serta material eksotik, seperti zebra dan kulit hiu.
Empire State Building, terkenal dengan strukturnya yang menyerupai piramida, dan Chrysler Building, yang terkenal dengan kubah multi-lengkungnya, adalah contoh nyata gaya 'Deco'. Gerakan tersebut bahkan menggarisbawahi industri fashion Paris pada tahun 1920-an. Gaun-gaun tersebut dilengkapi dengan kancing kromium yang besar, topi cloche yang menutupi kepala dengan kerah bulu yang besar, anting-anting yang menjuntai, dan apa yang disebut 'gaya rambut bob', semuanya merupakan tampilan yang benar-benar baru dan revolusioner. Gedung BBC di Portland Place dan basement Strand Palace Hotel, London adalah contoh gaya 'Art Deco' murni. Popularitas gerakan ini sempat terpukul pada akhir tahun 30an dan 40an, namun kembali bersinar seiring dengan meningkatnya minat 'desain grafis' pada tahun 1980an.